Cerita Sex Gay Dengan Bapak Sendiri
Walau bapak hanya lulusan SMA tapi cita-cita dan keinginanya untuk menguliahkan ku sangatlah besar, semua bapak usahakan demi kelanjutanku di jenjang sekolah, akupun tau kerja keras bapak selama ini kepada diriku, dengan memberikan hasil yang memuaskan setiap pembagian rapot dan bersikap baik di sekolah serta di rumah, itu semua aku lakukan untuk membuat hati bapak senang dan bangga memiliki buah hatinya yang diharpkan bisa menjadi suskse kedepanya, tak berbeda dengan ibuku, beliau sangat berjasa dalam hidupku.
Ayahku berumur 48 tahun sementara ibuku berumur 45 tahun, mereka menikah tua entah karena apa atau alasan tertentu, akupun tidak pernah meilhat adik atau kakaku sampai aku menulis cerita ini. Benar aku anak satu- satunya dari pernikahan mereka walau semenjak kecil sampai sekarang aku di manjakan, aku berusaha tetap tidak menjadikan itu sebagai alasan utuk mendapatkan apapun dari kedua orang tuaku. Semenjak aku di bangku sekolah dasar, diriku merasa ada yang berbeda, ketertarikan ku tidak hanya kepada lawan jenis, tetapi sesama jenis pun sempat ada dan aku rasakan. Berawal dari aku menyukai sampai ada perasaan aku menyayanginya, aku membantah diriku bahwa diriku menyukai sesama jenis, tapi betapa kuatnya rasa birahi ini terutama melihat pria dewasa atau umuran tua yang aku lihat disekitar tidak dapat aku pungkiri.
Walau aku tetap menjaga dan merahasikan ini dari semua, napsu ini kadang tidak bisa di bendung, nyatanya saat bapaku sedang berada dekat di sisiku, karena bapa sering menggunakan celana pendek, tidak jarang aku suka mencuri curi pandang untuk melihat kontolnya dan buah zakar yang menjendol dan menjiblak di celana bapaku. Jujur badan bapaku gempal seperti badan pria tua lainya sehat dan sedikit berlemak, bulu bulu tipis di tangan kaki dan dadanya sempat membuatku sangat penasaran dan birahi, tidak hanya itu saat ada kesempatan bapakku mengangkat kedua tanganya napsukupun langsung naik ketika melihat jelas ketiak bapa yang berbulu hitam itu, tidak hanya pernah tapi sering aku membayangkan aku dapat bersama bapaku untuk saling menikmati tubuh kita di dalam kamar berdua.
Mencoba untuk mengintip bapa di kamar mandi dan berpura-pura mengambil barang di kamar bapa saat bapa mengganti pakaian adalah saat dimana kesemptan baik untuk ku, memang aku aga nekad untuk melakukan seusatu, walau aku tetap menjaga situasi dan melihat kondisi, kejadian itu sangat membuat diriku puas, tapi perasaan ini terus menggebu-gebu, memaksa untuk melakukan yang lebih sampai aku bisa merasakan dan mendapatkan apa yang aku mau, kontol hitam milik bapaku ini sangatlah istimewah bagiku, dengan bulu kemaluan yang tipis berwarna hitam pekat serta buah zakar yang besar dalam keadaan lemaspun aku melihat begitu besarnya dan kuatnya batang kontol milik bapaku ini, entah kapan aku dapat melihat kontol bapaku dalam keadaan tegang dan dapat kunikmati.
Sampai suatu hari, ibuku kembali ke kampung karena nenek / ibu dari ibuku sedang jatuh sakit, semnetara aku sibuk dengan sekolahku dan bapa menjaga rumah, akhinya ibu pergi sendiri dan berencana untuk tinggal beberapa hari di sana. Entah dari mana pikiran ku saat itu, saat pulang kerumah dari sekolah, siang itu aku segera masuk ke kamar dan berganti pakaian, berniat untuk pergi kedapur, aku melihat bapa sedang santai membaca koran di ruang tamu, akupun segera menghampiri dan menawarkan pijat kepadanya. Hujanpun mulai turun dari mendung tadi saat aku masih di sekolah. Tanpa menolaknya bapaku menerima ajakan itu, karena aku sering memijat bapa ketika ada waktu luang.
Saat bapaku rebahan dan aku siap untuk memijit, napsu birahi ku seakan memuncak dan memberikan ide-ide gila untuk aku lakukan, seperti biasa aku pijat dari kedua kakinya dengan mengoleskan minyak, akupun tidak kuasa untuk menikmati setiap bagian-bagian tubuh bapaku sendiri, urat-urat dikaki dan pahanya sangat aku nikmati, dalam keadaan kontolku tegang dan napsu birahi ini terus naik, aku sarankan bapa untuk membuka bajunya dan celenanya sampai dia hanya menggunakan kolor berawarna putih, bapaku melakukan itu semua mungkin karena tidak ada persaan atau pikiran negatif kepadaku, sementara aku sedang berusaha untuk bagaimana membuat bapaku bisa aku nikmati seutuhnya.
Terbawa oleh permbicaraan santai kita berdua, bapakupun sangat menikmati pijatan dari tanganku ini, dia tidak merasa canggung atau risi dari awalku memijat kaki paha dan pantatnya, betapa puasnya aku saat dimana aku terus menerus memijat dan menikmati badan bapaku sendiri, dalam selingan selingan pijat itu aku sempatkan untuk memaikan jari di sela sela pantat dan pahanya, sungguh bagus sekali badan badapku ini di pikiranku, sampailah akhirnya aku memijat tanganya, kepalan tangan yang kuat dan otot yang sedikit berlemak semakin membuat diriku tidak karuan, apalagi saat dimana aku bisa memijat ketiak dan menyentuh bulu bulunya, aroma yang keluar dari ketiaknya sungguh benar benar jantan dan membuat diriku ingin menjilati dengan lidah ku yang sudah tidak kuat menahan lagi, sayang sekali jika aku menyelesaikan sampai disini pijatanku.
Inilah puncak dari apa yang aku inginkan kepada bapaku, karena situasi sangat mendukung dan hujan belum reda, aku pun segera memijat bagian dada dari bapaku, tanpa ada reaksi apapun aku terus memijat dari dada perut sambil sesekali aku memaikan jariku kembali di puting bapaku, tidak hanya satu, dua puting bapaku secara bersamaan aku mainkan dengan jariku ini, aku menikmati setiap puteran-puteran kedua jariku ini, dari keadaan puting masuk kedalam hingga keadaan puting bapaku sekarang yang telah terbangun dan keluar, sungguh puas diriku bisa melakukan ini lagi kepada bapaku, aku lihat bagian perut dan pusarnya, semakin membuat birahiku menjadi sangat besar. Bulu tipis yang menuju ke dalam kontolnya sangat ingin sekali aku jilani dengan lidahku ini.
Dengan hati yang berdebar dan napsu ini sudah sangat besar, akhinya aku memberanikan diri untuk memijat dan mengelus bulu itu, takut akan keadaan berubah, akupun segera menghentikan dan melepaskan itu semua dari tanganku, tapi apa yang aku lihat sangatlah berbeda, reaksi seakan bapaku tidak melarang membuatku semakin berani untuk menyentuh batang kontolnya dengan perlahan, aku elus dan mainkan kontol itu dari luar celana dalamnya tetap bapa tidak memberikan reaksi yang membuat aku untuk menghentikan perbuatanku itu, hingga akhirnya aku masukan jari tanganku semua dan memegang penuh batang dan kepala kontol milik bapaku. Seakan mendapatkan ijin, lalu kubuka semua celana dalam bapaku, ternyata benar kontol yang aku impikan selama ini bisa aku nikmati jelas dengan mataku tanpa ada halangan apapun, kulihat bapa hanya terseyum tipis di bibirnya, akupun segera melahap semua kontol dan batangnya kedalam mulutku, aku hisap dan aku jilat tanpa ada satu bagianpun yang terleawatkan.
Segera aku membuka semua pakaianku hingga kami berdua telanjang di kamar itu, bapakupun segera memeluk ku dan mencim mulutku yang sudah basah oleh liur bekas menghisap batang miliknya, kamipun saling memaikan dada dan puting secara bergantian, kontolku yang sudah tegangpun segela di kocok oleh bapaku, aku meminta untuk melakukan saling oral kepada bapaku, tanpa membuat waktu posisi 69 pun kami lakukan, aku hisap habis kontol bapaku ini, dengan ku gerakan kepala maju dan mundur akupun memeluk erat kedua kakinya, sama dengan apa yang aku lakukan, bapakupun melakukan hal yang sama kepada kontolku, dari bau has kontol dan bulu bulu di sekitarnya aku sangat menikmati dan terus aku laukan. sedikit kurasakan bahwa ada cairan yang keluar dari kontol bapaku, walau sedikit menjijikan tapi itu habis aku telan sambil terus menggerakan kepala ku maju dan mundur. Aku merasa penantianku selam ini akhinya bisa terbayar oleh apa yang sedang aku lakukan sekarang, benar rasa kontol orang dewasa dan hisapanya sangat lah membuat aku tidak berdaya. Lidah liar bapaku seakan terus menjilati batang dan buah zakarku sambil sesekali memasukan jarinya ke dalam lubang pantatku, tidak ada pikiran apapun saat itu hanya menikmati dan saling dinikmati saja yang ada. Hanya sebagian dari batang bapaku yang aku bisa telan dan masuk ke dalam mulutku ini, sementara milikku semuanya bisa dilahap oleh bapaku, takhanya itu, bapakupun menjilati kedua buah zakarku dan menuju ke lubang patatku yang sudah kembang kempis dari tadi.
Aku tau walaupun bapaku seperti ini, beliau tetap pria yang menykai lubang, hingga akhinya aku mengerti dan berinisiatip untuk memanjakan kontolnya dengan memberikan lubang pantat perawanku kepada bapaku, jujur saja samapai saat ini, hanya bapaku lah yang pernah menikmati tubuhku seutuhnya, segera aku mengambil lotion di meja rias ibuku, akupun langsung mengolesi semua bantang kontol bapaku yang sudah sangat tegang dan merah yang sebelunya aku terus isap sampai masuk kedalam kerongkonganku. Bersiap bapa untuk menyodomiku, akupun dengan sangat takut dan napsu memberikan pantat itu kepadanyam, perlahan sakit yang sangat sekali aku rasakan, tetapi bapa sangatlah lihai sepertinya, hingga tidak lama aku merasakan bahwa kontol bapaku sudah masuk sepenuhnya kedalam duburku ini.
Benar-benar pertama kali aku melakuakan ini semua, berpikir sejenak apa inikah rasanya menjadi bot/anal saat kita melakuakan hubungan sesama jenis (PRIA), tapi apa mau dikata, bapaku sudah memaju mundukan badanya sambil terus menggesekan kontolnya yang kuat dan besar itu di dalam lubang duburku. Betapa perih dan sakitnya aku tetap tahan demi memuaskan diriku dan kontol bapaku, karena tau akan anaknya kesakitan bapaku segera memelukku dan menciumi bibirku untuk membuat aku tetap menikmati permainanya.Ternyata benar, aku sangat menikmati dan sangat sangat puas dibuat oleh bapaku sendiri, selepas bapaku mencium leher dan menjilati putingku, diapun segera mengocok kontolku dengan tanganya, sementara tangan satunya di berikan kedalam mulutku yang terus dari tadi mendesah keenakan, sepeti memberi isyarat bahwa tak lama lagi pejunya akan keluar, aku pun segera merentangkan kaki dan membuat peju di dalam kontolku siap untuk keluar.
Akhirnya dengan perlahan bapaku menarik kontolnya dari lubang duburku, walau aku masih merasa ingin di gesek oleh kontol bapaku, dengan keadaan keringat dingin dan saling penuh napsu birahi akupun segera menahan pantatnya dengan kedua tanganku, aku meminta beliau untuk mengeluarkan pejunya semuanya di dalam lubang pantatku, segera bapaku merunduk dan memelukku erat, saat lidah dan mulutku habis di hisap oleh bapaku, aku rasakan ada yang mengalir deras di dalam lubang pantatku ini, rasanya begitu luar biasa, seiring dengan desahan keras yang keluar dari mulut bapaku, aku pun segera memeluk erat kembali badanya yang basah karena kerikat kita berdua.
Dengan napas yang terpatah-patah, bapaku tetap memeluk dan menciumi tanganku, masih dalam keadaan kontol di dalam duburku, bapakupun segera mengocok kontolku untuk mengeluarkan peju nya di perutku, tak lama dari itu, sama seperti apa yang baru bapaku lakukan, akhinya pejuku keluar dan muncrat membasahi semua perut dan dadaku, aku rasakan betapa nikmatnya saat itu, kontolku yang tegang dan basah itu masih tetap di kocok oleh tangan bapaku, tidak kuasa aku karena masih menikmati keadaan ini, akhinya bapaku menarik semua kontolnya dari duburku, seiring kita dalam keadaan berpelukan dan saling memainkan lidah satu sama lain.
Kejadian ini hampir aku lakukan sampai dimana ibuku kembali kerumah dan melakukan aktifitas seperti biasa, walau bapaku tidak pernah meminta dan menwarkan akan hal itu, aku pun sendiri tetap menjaga napsu birahiku yang kadang keluar dengan sendirinya, semua itu aku dasari karena aku malu dan takut akan ibuku mengetahui apa yang terjadi saat minggu lalu.
Akhinya akupun bisa menjadi orang yang dapat membalas semua jasa dari kedua orang tuaku, tidak hanya dengan perilaku, semua hasil keringatku bekerja aku berikan kepada orang tuaku untuk kehidupan sehari-hari di rumah, Aku sendiri berpisah rumah karena kerjaan yang membawaku sampai kelain kota, walau napsu terus ingin melakuakn hubungan, tapi tetap tekadku bulat bahwa aku tidak akan memberikan dan memberanikan melalukan selain dengan bapaku sendiri, walaupun aku sadar ini semua merupakan larangan dalam kehidupan, tapi ... sudahlah semoga apa yang aku alami ini semua hanya diriku yang menjalani dan merupan cerita dari bagian hidupku.